Makalah Peran Manusia Sebagai Makhluk Individu dan sosial
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Berbicara
tentang manusia tidak akan pernah habis dan selalu menarik, asumsi ini cukup
rasional mengingat manusia sebagai ciptaan yang unik dan dalam bahasa agama
sering diungkap sebagai ciptaan yang sempurna. Kesempurnaan itu bukan saja pada
dimensi fisik dimana struktur tubuh dan anatomi manusia, secara psikis manusia
diberi kelebihan ruh dengan akal sebagai given untuk hidup dan kehidupan
manusia. Proses penciptaan manusia yang sempurna ini tentu sangat berbeda
dengan penciptaaan lain, seperti binatang. Keistimewaan yang dimiliki manusia
dengan beragam bentuk, warna kulit, karakterstik, minat, bakat dan lain
sebagiannya membawa kesadaran tentang keadilan sang pencipta yang telah
menciptakan sosok ciptaan yang sempurna.
Selain
kestimewaan di atas, mengapa dipandang perlu untuk membicarakan tentang dimensi
manusia dari berbagai sudut pandang yang berbeda, apakah selama ini timbul
persoalan mendasar mengapa terma manusia tidak akan habis dibicarakan sepanjang
manusia hidup dalam jagad raya ini. Selain itu apa hubungannya manusia dengan
alam, binatang dan bahkan sesame manusia itu sendiri. Ada beberapa persoalan
mendasar mengapa terma manusia selalu menjadi diskurses tanpa batas.
·
Bahwa manusia dengan kestimewaan akal telah mampu
menembus peradaban yang spektakuler setelah melewati revolusi perdaban yang
cukup lama. Kekuatan akal ini melahirkan daya cipta (nilai-nilai ketuhanan)
manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Berbagai masterpiece telah dilahirkan
manusia melalui akalnya, seperti penemuan telpon, listrik, pesawat, satelit,
dan bahkan ruang angkasa. Bisa dikatakan dengan daya citpa yang tanpa batas
(baca: manusia), manusia mampu menemukan problem-problem sosial yang harus
dipecahkan dengan kekuatan akal, sehingga terwujud kemanfaatan yang baik untuk
masyarakat itu sendiri.
·
Keistimewaan manusia dengan akalnya dan kemampuan daya
ciptan yang luar biasa, ternyata menimbulkan sebuah ketakutan tersendiri bagi
diri manusia, yaitu ketika akal berbicara dan mampu mencipta apakah selama itu
manusia bebas dari nilai? Dan tidak mengindahkan sisi kemanfaatan bagi umat
manusia yang lain. Fakta ini cukup rasional, melihat adanya kerusakan-kerusakan
alam dan kekacaun manusia itu sendiri. Ketika manusia pertama kali menemukan
sebuah benda yang maha kecil, yaitu atom itu merupakan penemuan yang
spektakuler bagi manusia, akan tetapi muncul kekuatiran, jika atom ini
dijadikan senjata pemusnah, maka habslah manusia. Sejarah berbicara banyak
ketika atom dijadikan bahan peledak dan menimbulkan banyak korban bagi manusian.
Belum lagi ditemukannya nuklir yang awalnya dimanfaatkan untuk kebutuhan tenaga
listrik, ternyata dimanfaatkan juga untuk pembuatan bom, bias dibayangkan
dengan dayanya yang sangat besar, makan kehancuran manusia dan bumi ini segera
terjadi.
·
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan kami angkat dalam
makalah ini yaitu sebagai berikut:
- Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk social ?
- Bagaimanakah kedudukan manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk social ?
- Bagaimanakah karakteristik manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk social ?
- Bagaimanakah pengembangan manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk social ?
C. TUJUAN
PENULISAN
- Memahami lebih jelas tentang manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk social.
- Mengetahui kedudukan manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk social.
- Memahami karakteristik manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk social.
- Mengetahui pengembangan manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk social.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
1.
Pengertian
Individu berasal dari kata latin
“individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan
yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan
terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang
tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai
manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan
mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia.
Dalam
pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah
lakunyabersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku
umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu
kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena
tingkah laku yang ditampilkannya hampir identik dengan tingkah laku masa.
B. KEDUDUKAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
1.
Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan
atau sebagai diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang
diciptakan secara sempurna oleh Tuhan Yang Maha Esa. Disebutkan dalam Kitab
Suci Al Quran bahwa Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya“.Jika kita amati secara seksama benda-benda atau
makhluk ciptaan Tuhan yang ada di sekitar kita, mereka memiliki unsur yang
melekat padanya, yaitu unsur benda, hidup, naluri, dan akal budi.
·
Makhluk Tuhan yang hanya memiliki satu unsur, yaitu
benda atau materi saja. Misalnya, batu, kayu, dan meja
·
Makhluk Tuhan yang memiliki dua unsur, yaitu benda dan
hidup. Misalnya, tumbuh-tumbuhan dan pepohonan.
·
Makhluk Tuhan yang memiliki tiga unsur, yaitu benda,
hidup, dan naluri/ instink.Misalnya, binatang, temak, kambing, kerbau, sapi,
dan ayarn.
·
Makhluk Tuhan yang memiliki empat unsur, yaitu benda,
hidup, naluri/instink, dan akal budi. Misalnya, manusia merupakan makhluk yang
memiliki keunggulan dibanding dengan makhluk yang lain karena manusia memiliki
empat unsur, yaitu benda, hidup, instink, dan naluri.
2.
Hakikat manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia didudukkan sesuai
dengan kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajibannya.
·
Kodrat manusia
Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat-sifat sah, kemampuan atau bakat-
bakat alami yang melekat pada manusia, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ditinjau dan kodratnya,
kedudukan manusia secara pribadi antara lain sesuai
dengansifat- sifataslinya,kemampuannya, dan bakat-bakat alami yang melekat
padanya.
·
Harkat manusia
Harkat manusia artinya derajat manusia. Harkat manusia adalah nilai manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
·
Martabat manusia
Martabat manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia adalah
kedudukan manusia yang terhormat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang berakal budi sehingga manusia mendapat tempat yang tinggi dibanding
makhluk yang lain. Ditinjau dan martabatnya, kedudukan manusia itu lebih tinggi
dan lebth terhormat dibandingican dengan makhluk lainnya
·
Hak asasi manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimihiki oleh setiap manusia
sebagai anugerah dan Tuhan Yang Maha Esa, seperti hak hidup, hak milik, dan hak
kebebasan atau kemerdekaan.
a. Kewaiban
manusia
Kewajiban manusia artinya sesuatu yang harus dikerjakan oleh manusia.
Kewajiban manusia adalah keharusan untuk melakukan sesuatu sebagai konsekwensi
manusia sebagai makhluk individu yang mempunyai hak-hak asasi. Ditinjau dan
kewajibannya, manusia berkedudukan sama, artinya tidak ada diskriminasi dalam
melaksanakan kewajiban hidupnya sehari-hari.
3. KARAKTERISTIK
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Setiap insan yang dilahirkan tentunya mempunyai pribadi yang berbeda atau
menjadi dirinya sendiri, sekalipun sanak kembar. Itulah uniknya manusia. Karena
dengan adanya individulitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan,
cita-cita, kecenderungan, semangat, daya tahan yang berbeda. Kesanggupan
untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat essensial dari
adanya individualitas pada diri setiap insan.
Menurut Oxendine dalam (Tim Dosen TEP, 2005) bahwa perbedaan individualitas
setiap insan nampak secara khusus pada aspek sebagai berikut
·
Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis
kelamin, pendengaran, penglihatan, kemampuan bertindak.
·
Perbedaan sosial: status ekonomi,agama, hubungan
keluarga, suku.
·
Perbedaan kepribadian: watak, motif, minat dan sikap.
·
Perbedaan kecakapan atau kepandaian
4.
PENGEMBANGAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi diantara segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran diri di antara realita,s elf- res pect,s elf- narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagis elf-real is ation.
Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan
merupakan tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo
sapiens memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir
dan berlaku bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan
potensi- potensi yang ada di dalam dirinya seperti, karya, cipta, dan karsa.
Dengan pengembangan potensi-potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan
dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna.
Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan
waktu puluhan atau bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan
dalam menjadikan manusia semakin berkembang. Perkembangan keindividualan
memungkinkan seseorang untuk mengmbangkan setiap potensi yang ada pada dirinya
secara optimal.
Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan
berkembang jika disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat
menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui
pendidikan pula manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya
dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan
kualitas hidup manusia itu sendiri.
5.
KEPRIBADIAN
a. Definisi
Banyak para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan penelitiannya
untuk mendeskripsikan penelitiannya mengenai tentang pola tingkah laku yang
nantinya merunut juga pada pola tingkah laku manusia sebagai bahan
perbandingannya. Pola-pola tingkah laku bagi semua individu yang tergolong
dalam satu ras pun tidak ada yang seragam. Sebab tingkah laku Manusia tidak
hanya ditentukan oleh system organic biologinya saja, melainkan juga akal dan
pikirannya serta jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku Manusia sangat
besar diversitasnya dan unik bagi setiap manusia.
Jadi “Kepribadian” dalam konteks yang lebih mendalam adalah“s us
unan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan
seorang individu”.
b. Unsur-unsur
Kepribadian
Ada beberapa unsur-unsur dari kepribadian. Diantaranya adalah sebagai
berikut :
·
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa
orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang
diterimanya melalui panca inderanya yang masuk kedalam berbagi sel di bagian-
bagian tertentu dari otaknya. Dan didalam otak tersebutlah semuanya diproses
menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu kealam sekitar. Dan dalam
Antropologi dikenal sebagai “persepsi” yaitu;“seluruh proses akal manusia yang sadar”.
Ada kalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi suatu
penggambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian.
Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemustan
secara lebih intensif di dalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan
“Pengamatan”. Penggambaran tentang lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian
yang paling menarik perhatianya seringkali diolah oleh sutu proses dalam
aklanya yang menghubungkannya dengan berbagai penggambaran lain yang sejenisnya
yang sebelumnya pernah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya, dan kemudian
muncul kembali sebagai kenangan. Dan penggambaran yang baru dengan pengertian
baru dalam istilah psikologi disebut“ Apersepsi” .
Penggabungan dan membandingkan-bandingkan bagian-bagian dari suatu
penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis
secara konsisten berdasarkan asas-asas tertentu. Dengan proses kemampuan untuk
membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak, yang dalam kenyataanya tidak
mirip dengan salah satu dari sekian macam bahan konkret dari penggambaran yang
baru.
Dengan demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang
tempat-tempat tertentu di muka bumi, padahal ia belum pernah melihat atau
mempersepsikan tempat-tempat tersebut. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu- ilmu
sosial disebut dengan“ Konsep” .
Cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan
mungkin ada yang ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada pula
yangdikurangi atau diperkecil pada bagian-bagian tertentu. Dan ada pula yang
digabung dengan penggambaran-pengambaran lain sehingga menjadi penggambaran
yang baru sama sekali, yang sebenarnya tidak nyata.
Dan penggambaran baru yang seringkali tidak realistic dalam Psikologi
disebut dengan“ Fantasi” . Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan,
konsep, dan fantasi merupakan unsur-unsur pengetahuan yang secara sadar
dimiliki seorang Individu.
·
Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam
perasaan. Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat
suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan.
Persepsi-persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan
negatif. “Perasaan”, disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi
alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan” adalah suatu
keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai
keadaan yang positif atau negative.
·
Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan berbagi perasaan lain yang
tidak ditimbulkan karena diperanguhi oleh pengeathuannya, tetapi karena memang
sudah terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri.
Dan kemauan yang sudah merupakan naluri disebut“D orongan” .
c.
Tujuh Macam
Dorongan naluri
Ada perbedaan paham mengenai jenis dan jumlah dorongan naluri yang
terkandung dalam naluri manusia yaitu ;
§
Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini
memang merupakan suatu kekutan biologis yang ada pada setiap makhluk di dunia
untuk dapat bertahan hidup.
§
Dorongan seks. Dorongan ini telah banyak menarik
perhatian para ahli antropolagi, dan mengenai hal ini telah dikembangkan berbagai
teori. Dorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi
kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap individu yang normal
yang tidak dipengaruhi oleh pengetahuan apapun.
§
Dorongan untuk berupaya mencari makan. Dorongan ini
tidak perlu dipelajari, dan sejak baru dilahirkan pun manusia telah
menampakannya dengan mencari puting susu ibunya atau botol susunya tanpa perlu
dipelajari.
§
Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama
manusia, yang memang merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat
manusia sebagai kolektif.
§
Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan
ini merupakan asal-mula dari adanya beragam kebudayaan manusia, yang
menyebabkan bahwa manusia mengembangkan adat. Sebaliknya, memaksa perbuatan
yang seragam (conform) dengan manusia-manusia disekelilingnya.
§
Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada
karena manusia adalah makhluk kolektif. Agar manusia dapat hidup secara bersama
manusia lain diperlukan suatu landasan biologi untuk mengembangkan Altruisme,
Simpati, Cinta, dan sebagainya. Dorongan itu kemudian lebih lanjut membentuk
kekuatan-kekuatan yang oleh perasaanya dianggap berada di luar akalnya sehingga
timbul religi.
§
Dorongan untuk keindahan. Dorongan ini seringkali
sudah tampak dimiliki bayi, yang sudah mulai tertarik pada bentuk-bentuk,
warna-warnidan suara-suara, irama, dan gerak-gerak, dan merupakan dasar dari
unsur kesenian
6.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
a. Pengertian
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia
tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai
makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol
untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari
individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran
manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta
bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.
b. Karakteristik
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang
menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana
memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
·
Dorongan untuk makan
·
Dorongan untuk mempertahankan diri
·
Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya
sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen
yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar
masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk
meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang
terdiri dari :
·
penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia
menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri
manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
·
penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan
tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia
sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan
efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan
kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari
gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah
interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses
meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai
makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah
adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial
lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya.
Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia
terdiri dari tiga hal yakni :
·
Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana
manusia berinteraksi satu sama lain.
·
Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang
berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang
tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang
yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk
membentuk kondisi seperti semula.
·
Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan
interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah
interaksi yang harmonis
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia
tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai
makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol
untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari
individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial. Manisfestasi manusia
sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia
yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.
c. Kedudukan
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi
kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu
membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi,
berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa
sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum,
mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar.
Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling
membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan
manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial
merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat yang saling
membutuhkan.
Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa
tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud
sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non
formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara)
dengan wibawanya wajib mengayomi individu.
d. Pengembangan
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia
memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah
satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal
ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia
selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga
masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan
interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif
maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari
nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh
interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak
pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan
yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
Pada zaman
modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat
sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai
perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat
tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih
sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan
emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan
berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam
berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat
menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang
khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat
menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia
tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal
luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut
memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan
pribadi seseorang.
Dengan
demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup
bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam
memenuhi kebutuhan rohani.
7. INTERAKSI
SOSIAL
a.
Pengertian Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling
membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu
proses interaksi sosial. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa,
“Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi
dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi
sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh
mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan
pembentukan struktur sosial” . “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila
terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung”
(Siagian, 2004).
Berdasarkan
definisi di atas maka dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu
hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu
dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan
kelompok.
b. Macam –
Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga
macam, yaitu:
·
Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif.
Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan.
Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau
keduanya (bermusuhan).
·
Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk
interaksi sosial individu dan kelompok bermacam – macam sesuai situasi dan
kondisinya.
·
Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan
kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan
suatu proyek.
c. Bentuk –
Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial
dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu :
·
Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang
mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
§
Kerja sama
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
untuk mencapai tujuan bersama.
§
Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara
pribadi dan kelompok – kelompok manusia untuk meredakan pertentangan. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan
latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam
jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah
sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
§
Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok
masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur –
unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur –
unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri,
tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
·
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang
mengarah kepada bentuk – bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
§ Persaingan
Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok
sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa
menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
§ Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan
dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak
senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang – terangan yang ditujukan
terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur – unsur kebudayaan
golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi
tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
§ Konflik
Konflik adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat
tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar,
sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal
interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
d. Ciri – Ciri
Interaksi Sosial
Menurut Tim
Sosiologi (2002), ada empat ciri – ciri interaksi sosial, antara lain
§ Jumlah
pelakunya lebih dari satu orang
§ Terjadinya
komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
§ Mempunyai
maksud atau tujuan yang jelas
§ Dilaksanakan
melalui suatu pola sistem sosial tertentu
e. . Syarat –
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat
berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu: :
§
Kontak sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang
merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing – masing pihak saling
bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara
fisik
§
Komunikasi
Komunikasi
artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.
f. Faktor-faktor
interaksi sosial
·
Imitasi
Imitasi adalah mematuhi kaidah-kaidah yang sudah ada, meng-copy dan
meneruskan aturan yang telah berlaku.
·
Sugesti
Sugesti adalah suatu ide yang didasari oleh kepercayaan diri, inisiatif,
atas dasar ilham, egosentris, atau wawasan pengetahuan, kemudian diterima oleh
pihak lain baik secara otoriter ataupun karena berwibawa dan berpengaruh.
·
IdentifikasiI
dentidikasi adalah proses pencarian diri dengan melalui penglihatan
terhadap orang lain yang di idealkan-nya, hal tersebut berlangsung secara tidak
sadar disertai adanya keinginan untuk mencontoh.
·
Simpati
Simpati adalah rasa tertarik seseorang terhadap orang lain, hal tersebut
didasari oleh penghormatan karena mempunyai kelebihan, kemampuan, yang patut
dijadikan contoh. Rasa simpati keluar dengan sendirinya tanpa adanya paksaan,
kemudian timbul rasa untuk memahami pihak lain dan keinginan untuk bekerjasama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap orang
selalu mengharapkan keturunannya lebih baik daripada dirinya. Wajar sekali bila
mereka memupuk nilai-nilai luhur untuk ditanamkan dalam sanubari anak-anaknya.
Bekerja dan berkarya bukan sekedar memupuk harta benda atau memuaskan diri
mereguk berbagai kenikmatan dunia (semua yang dapat dirasakan oleh Panca
Indera!), melainkan menemukan kebenaran hidup dan aktualisasi diri (tanpa
didasari kesombongan).
Manusia
adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Disisi manapun (sebagai
makhluk sosial atau individu), ada pengaruh positif dan negatifnya.
Sebagai
makhluk individu, apabila menganggap dirinya selalu benar, egosentris, mau
menang sendiri, tidak mau mengalah, kasar, tidak toleran, memandang masalah
hanya dari sudut pandangnya saja; maka dia termasuk dalam pengaruh NEGATIF
sebagai makhluk individu. Perlu diingat pula, Rasulullah Muhammad SAW,
membutuhkan waktu dan tempat untuk merenung –silence–, memikirkan segala
kenikmatan yang telah dikaruniai oleh Sang Pencipta, lalu mensyukurinya dan
akhirnya membebaskan dirinya dari belenggu kesombongan, serta mencapai
kesempurnaan dengan senantiasa memperbaiki diri dengan bertafakur.
Sebagai
makhluk sosial, manusia senantiasa membutuhkan pengakuan dari kelompoknya,
katakanlah komunitasnya. Bisa komunitas yang berorientasi geografi (RT/RW,
daerah dll), profesi (dokter, guru dll), hobby (internet, HT, komputer dll),
wah masih banyak komunitas yang ada! Lihatlah perilaku orang pada saat
berkelompok. Sebagian besar akan berlaku tidak disiplin!
Kedisiplinan
adalah hal utama dalam pembentukan kelompok. Tanpa kedisiplinan, setiap
kelompok akan liar dan tak terkendali, bagaikan pertumbuhan sel-sel kanker.
Lihat bagaimana Jakarta porak-poranda di tahun 1997! Tidak mungkin kerusuhan
dapat terjadi tanpa provokasi. Dan saat itu, provokasi terjadi akibat rekayasa,
yang merusak nilai kemuliaan dan tatanan sosial masyarakat!
Kata kunci
dari keberhasilan sebagai makhluk sosial adalah memiliki tujuan luhur yang
DIGALANG BERSAMA secara DISIPLIN dan MAMPU MENAHAN DIRI, apabila terjadi
benturan terhadap kepentingan pribadi.
B. SARAN
Kata kunci
dari keberhasilan sebagai makhluk sosial adalah memiliki tujuan luhur yang
DIGALANG BERSAMA secara DISIPLIN dan MAMPU MENAHAN DIRI, apabila terjadi
benturan terhadap kepentingan pribadi.
Mari kita
pupuk perilaku positif pada anak-anak kita sedini mungkin. Dengan cara itu,
diharapkan mereka mampu menjalani hidup ini sebagai makhluk sosial dan individu
secara paripurna.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/40488823/ManusiaSebagaiMakhlukIndividudanMakhlukSosial
Meliono, Irmayanti, Dkk. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
Terintegrasi,Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2008.
Terintegrasi,Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2008.
PenulisanIlmiah. Depok: PDPT
Universitas Indonesia.
Utorodewo, Felicia N., dkk. 2008. Bahasa Indonesia Sebuah Pengantar
Yaqin. M. Ainul. 2007.Pendidikan Multikultural.Yogyakarta: Pilar
Media.
Comments
Post a Comment